Oleh : Anggry Solihin
Salah satu buku teks yang membahas
secara lengkap jenis-jenis hama tanaman di Indonesia adalah buku The Pest of Crops in Indonesia. Buku ini
merupakan karya seorang ahli entomologi belanda yakni Louis George Edmund
Kalshoven yang pernah tinggal di Indonesia. Versi asli buku ini yang
diterbitkan pada tahun 1950 menggunakan bahasa belanda dengan judul De Plagen van de Cultuurgewassen In Indonesiƫ.
Pada tahun 1981 oleh Dr. Van der Laan buku tersebut diterjemahkan kedalam
bahasa inggris1. Walaupun diterbitkan pada tahun 1950, buku ini
masih relevan untuk dipelajari dan masih menjadi salah satu rujukan penting
bagi para peneliti/mahasiswa di Indonesia. Siapakah sebenarnya L.G.E Kalshoven
dan bagaimana kiprahnya sebagai ahli entomologi Indonesia, akan coba dibahas
dalam biografi singkat ini.
Sejarah
singkat
Louis George Edmund Kalshoven dilahirkan
di Amsterdam pada 11 Oktober 18922. Beliau memperoleh pendidikan di
Fakultas Pertanian Universitas Waginingen Belanda. Kalshoven Mulai bekerja
sebagai pegawai Dinas Kehutanan Hindia Belanda pada tahun 1915 dan pertama kali
ditempatkan di Salatiga3. Pada tahun 1923, Kalshoven diangkat
sebagai pengajar pada stasiun penelitian Bogor di bagian hama dan penyakit
tumbuhan (cikal bakal jurusan HPT IPB)3. Tahun 1930, Kalshoven
memperoleh gelar Doktor dari Universitas Wageningen dengan Disertasi yang
berjudul Pemahaman Bionomi rayap kayu jati jawa calotermes tactonae Dammerman dan aplikasinya dalam pengendalian4.
Setelah invasi Jepang ke Hindia Belanda, Dr. Kalshoven kembali ke negara
asalanya belanda untuk memulihkan kesehatannya. Namun, pada tahun 1948 Dr.
Kalshoven kembali lagi ke Indonesia dan menjadi dosen tetap di departemen
entomologi dan fitapatologi IPB hingga tahun 19555. Dr. Kalshoven
wafat di Belanda pada 15 Maret 1970.
Kalshoven sebagai Peneliti yang Tekun dan selalu
bekerja keras
Dr. Kalshoven adalah salah satu contoh
ilmuwan yang mendedikasikan hampir seluruh hidupnya untuk ilmu pengetahuan.
Sejak menjadi staf peneliti Dinas kehutanan Hindia Belanda, Dr. Kalshoven terus
mencurahkan perhatiannya pada serangga
tanaman perkebunan dan kehutanan.
Walaupun minat utamanya adalah meneliti rayap, Dr. Kalshoven juga
melakukan penelitian pada serangga lain yang relevan dengan tanaman perkebunan
dan kehutanan. Hal ini dapat diketahui dengan membaca tulisan-tulisan Dr.
Kalshoven pada jurnal entomologi belanda. Beberapa tulisan beliau yang dapat
ditemukan adalah tulisan tentang biologi kumbang aechoporid Casmara kalshoveni dan biologi kumbang
Scolytoidea Indonesia.
Ketekunan Dr. Kalshoven sebagai seorang
peneliti dapat diketahui melalui salah satunya penelitiannya yang komprehensip
tentang biologi kumbang Scolytidae Indonesia. Penelitian ini dilakukan selama
24 tahun yang dimulai sejak tahun 1918 ketika Dr. Kalshoven bertugas sebagai
peneliti di pusat penelitian kehutanan Bogor dan berakhir ketika invasi tentara
jepang ke indonesia pada tahun 19426. Penelitian ini menguraikan secara
lengkap jenis-jenis kumbang Scolytoidea (kumbang penggerek batang), kisaran
inang dan perilaku hidupannya. Pada penelitian ini, Dr. Kalshoven mengumpulkan
koleksi dari berbagai tempat yang dilaporkan terserang kumbang penggerek batang
dari seluruh penjuru Indonesia. Daerah ini meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Disamping itu, koleksi spesimen juga diperoleh Dr. Kalshoven dari
beberapa kolega sesama ahli entomologi belanda yang bekerja di Indonesia
terutama spesimen yang berasal dari Sumatera dan Sulawesi6.
Selanjutnya, dari spesimen yang dikumpulkan diteliti biologi dan kisaran
inangnya di stasiun penelitian kehutanan di Gedangan, Jawa Tengah.
Dalam melaksanakan penelitiannya, Dr.
Kalshoven selalu memegang teguh prinsip ketelitian dan kehati-hatian. Hal ini
tercermin dalam proses identifikasi spesimen kumbang Scolytoidea, dimana Dr.
Kalshoven selalu berkonsultasi dan meminta supervisi para ahli entomologi dari berbagai
negara yang berkompoten. Para ahli entomologi yang terlibat dalam proses
identifikasi spesimen diantaranya Prof. K.E Schedl dari Austria. Konsultasi dan
korespondensi dengan para ahli entomologi dari luar negeri tetap dilakukan Dr.
Kalshoven walaupun terpisah dengan jarak yang jauh dan membutuhkan waktu yang
lama. Hal ini dilakukannya agar penamaan yang diberikan akan mudah diterima
oleh para ahli entomologi dan mencegah nama tersebut dengan segera tergantikan
dengan nama lain karena kesalahan identifikasi atau memiliki identitas yang
sama dengan spesies yang telah ditemukan sebelumnya (sinonim)6. Dari
sudut pandang penulis, usaha dan kerja yang dilakukan Dr. Kalshoven dalam melaksanakan
setiap penelitiannya menggambarkan seorang ilmuwan yang tekun dan selalu
bekerja keras. Hal inilah yang menurut pendapat penulis membuat buku The Pest
of Crop in Indonesia masih menjadi salah satu referensi yang paling lengkap
bagi para mahasiswa/ahli entomologi yang ingin mempelajari jenis-jenis dan
biologi hama di Indonesia.
Kalshoven Sebagai Ilmuwan yang Produktif dalam
Menulis
Sejak zaman dahulu, para peneliti dan
ilmuwan aktif mempublikasikan hasil pemikiran dan penelitiannya melalui jurnal
maupun buku. Dengan mempublikasikan hasil karyanya, para ilmuwan saling
bertukar informasi dan menyebarluaskan hasil-hasil penelitiannya kepada kolega
dan masyarakat umum. Demikian halnya dengan Dr. Kalshoven. Saat bertugas
sebagai peneliti di Dinas Kehutanan dan Pusat Penelitian Kehutanan Hindia
Belanda di Bogor, Dr. Kalshoven aktif mempublikasikan kegiatan-kegiatannya di
Indonesia, baik itu hasil penelitian, catatan mengenai pekerjaannya sebagai
peneliti maupun rangkuman dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan para
peneliti entomologi di Indonesia. Tulisan-tulisan Dr. Kalshoven ketika berada
di Indonesia sebagian besar dipublikasikan di Jurnal Entomologi Belanda (Tijdschrift voor entomologie). Berdasakan
hasil studi literatur terdapat 29
tulisan yang dipublikasikan Dr. Kalshoven7. Sebagaian besar
tulisannya merupakan hasil penelitian yang dilakukan ketika bertugas di
Indonesia.
Disamping aktif mempublikasikan hasil
penelitiannya di jurnal ilmiah, Dr. Kalshoven juga menyusun buku De plagen van de cultuurgewassen in
Indonesiƫ. Buku ini berisi informasi-informasi penting dan lengkap mengenai
jenis-jenis hama, perilaku dan biologinya. Buku ini memiliki validitas yang
tinggi karena sebagian besar merupakan hasil penelitian yang dilakukan
ahli-ahli entomologi Belanda maupun Indonesia. Salah satu informasi penting
yang dapat dipelajari di buku ini adalah perbedaan morfologi belalang acrididae
pada fase soliter, transien dan gregarious1. Informasi ini
didokumentasikan dengan baik oleh Dr. Kalshoven sebagai salah satu petunjuk untuk
mengenali fase belalang yang menyerang tanaman. Perbedaan morfologi pada
berbagai fase kehidupan belalang acrididae ini sangat berkaitan dengan studi
yang dilakukan K.W Dammerman tentang outbreaks belalang Valanga nigricornis di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada tahun 19158.
Keakuratan informasi dan data yang disajikan Dr. Kalshoven dalam buku The Pest
of Crop in Indonesia menjadikan buku ini salah satu referensi entomologi
terbaik di Indonesia. Melalui buku tersebut, Dr. Kalshoven dikenal sebagai
salah satu tokoh entomologi belanda yang berjasa bagi bidang perlindungan
tanaman Indonesia.
Kalshoven Sebagai Perintis Perhimpunan Entomologi
Indonesia
Perkembangan entomologi di Indonesia
tidak bisa dilepaskan dari peranan para ahli entomologi belanda yang berkiprah
di Indonesia. Sejak awal abad ke-20 diketahui banyak para ahli entomologi
belanda dikirim ke Indonesia (Hindia Belanda) untuk mempelajari serangga di
bidang pertanian dan perkebunan. Hal ini dilakukan pemerintah belanda sebagai
salah satu usaha meningkatkan ekspor hasil pertanian dan perkebunan Indonesia
ke Eropa9. Pada tahun 1929, para ahli entomologi belanda di
Indonesia kemudian mendirikan perhimpunan entomologi belanda cabang hindia
belanda (Afdeeling Nederlandsch Oost Indie van de Nederlandsche Entomologische
Vereniging) yang berpusat di Belanda. Namun, karena pertimbangan lebih banyak
anggota yang berada di Indonesia dibandingkan di Belanda, kekhasan fauna
tropika serta jauhnya komunikasi antar anggota, atas usul Dr. L.G.E Kalshoven perkumpulan
entomologi Belanda cabang Hindia Belanda memisahkan diri dan membentuk
perkumpulan independen pada tahun 1934 dengan nama Nederlansch-Indische Entomologische Vereningning (NIEV)10.
Selanjutnya, NIEV menjadi cikal bakal
berdirinya perhimpunan entomologi Indonesia (PEI). Poin penting dari momen ini
adalah adanya inisiatif dari Dr. Kalshoven untuk mendirikan perkumpulan ahli
entomologi (NIEV) yang mandiri di Indonesia. Hal ini menunjukkan visi dan
semangat yang kuat Dr. Kalshoven dalam memajukan ilmu pengetahuan khususnya di
bidang entomologi di Indonesia. Dengan berdirinya NIEV yang mandiri di Indonesia, menjadi cikal bakal
berdirinya perhimpunan entomologi Indonesia pada tahun 1970 dan meretas jalan
berkembangnya pendidikan entomologi di Indonesia.
Kalshoven yang Selalu Menghormati Kolega
Dr.
Walter Karl Johann Roepke merupakan salah satu ahli entomologi yang bekerja di Hindia
Belanda sejak tahun 1908. Dr. Roepke merupakan senior dan kolega Dr. Kalshoven ketika
ditempatkan di stasiun penelitian Dinas Kehutanan Hindia Belanda, Salatiga.
Ketika Dr. Roepke meninggal pada tahun 1961, Dr. Kalshoven berinisiatif membuat
biografi singkat Dr. Roepke yang dipublikasikan di jurnal entomologi Belanda (Tijdschrift voor entomologie). Dr.
Kalshoven sangat terkesan dengan pribadi Dr. Roepke karena etos kerjanya yang
tinggi dan memiliki cita-cita yang visioner dalam bidang entomologi. Dalam
tulisannya, Dr. Kalshoven memuji kerja keras Dr. Roepke yang membuat kumpulan
tulisan periodik tentang berbagai kelompok serangga tropis yang diterbitkan secara
berkala oleh jurnal Teysmannia dan De Tropische Natuur, disamping
cita-citanya menulis buku tentang dunia serangga di jawa yang identik dengan
buku kehidupan serangga India karya Maxwell Lefroys yang sangat popular pada
masa itu10. Sebelum meninggal, Dr. Roepke berpesan kepada koleganya
sesama ahli entomologi : jikalau saya mati saya berharap tidak ada lagi
pekerjaan yang saya tinggalkan untuk seratus tahun kedepan11. Pesan
tersebut sarat makna selalu menginspirasi bagi Dr. Kalshoven untuk terus berkarya
dalam bidang entomologi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Revised And Translated by Van Der
Laan PA, University of Amsterdam With The Assistance Of G. H. L. Rothschild,
CSIRO, Canberra. P.T. Ichtiar Baru-Van Hoeve. Jakarta. 701 hlm.
2.
Anonymous.
2012. Silsilah Keluarga Hoboken. Diunduh dari http://www.vanhoboken.nl/genealogy/getperson.php?personID=16061&tree=tree1
3.
Anonymous.
1950. Cyclopedia of Collectors. Dalam CGGJ Van Stenis (ed). Flora Malaysiana. Ministry
of Agriculture Republic of Indonesia. Noordhoff- Kolffnv-Djakarta. Hlm 271.
4. LGE Kalshoven. 1930. De
Biologie van de Djatitermiet (Kalotermes
tectonae
DAMM.) in
Verband Met Zijn Bestrijding (Bionomics of Kalotermes
tectonae Damm., as a base for its control).
Dissertation. Wageningen University. Amasterdam.
5.
Anonymous. Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan IPB Lintas Waktu (tanpa tahun). Jurusan HPT IPB. Bogor. Hlm 261.
6.
LGE Kalshoven. 1958. Studies on the
Biology of Indonesian Scolytoidea ; Data on the Habits of Scolytidae first
part. Tijdschrift
voor entomologie 101 : 157-180 (1958).
7.
Anonymous. 2007. Kalshoven, Louis George Edmund
(1892-1970). Diunduh dari http://www.idref.fr/117970441 pada
tanggal 14 Juni 2012.
8.
Adisoemarto S.
2009. Entomologi di Indonesia. Dalam buku Enam Dasawarsa Ilmu dan Ilmuwan di Indonesia.
Diunduh dari http://matoa.org/entomologi-di-indonesia/
pada tanggal 6
Juni 2012.
9.
Astuti S. 2011. Sejarah Perlindungan
Tanaman Indonesia. Diunduh dari
http://sitiastuti.blogspot.com/2011/01/sejarah-perlindungan-tanaman-di.html
10. Hidayat
P. 2004. Sejarah Perjalanan Perhimpunan Entomologi Indonesia. Diunduh dari http://www.pei-pusat.org/profil-pei pada
tanggal 9 Mei 2012.
11. Kalshoven
LGE, A Diakonoff. 1961. Obituary Professor Dr. Walter Karl Johann Roepke
1882-1961. Tijdschrift
voor entomologie Vol. 104, AFL.6 : 78-82.
UCAPAN
TERIMA KASIH :
1. Mr. Gerard Pesch di Departemen
Entomologi Wageningen University yang dengan senang hati membantu untuk
mencarikan referensi tentang Dr. LGE Kalshoven di perpustakaan Wageningen
University.
2. Pusat
Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Bibliotecha Bogor) atas
bantuan informasi biodata dan data karya-karya Dr. Kalshoven.
3. Prof. Triwidodo Arwiyanto (Fitopatologi UGM) yang memberi semangat penulis untuk menyelesaikan paper ini