PENYAKIT KUNING PADA CABAI DAN VEKTORNYA
Oleh : Anggry Solihin
Dalam usaha
tani, factor pembatas produksi tanaman pada umumnya dipengaruhi oleh serangan
organisme penganggu tanaman (OPT). OPT merupakan mahluk hidup yang dalam
populasi dan waktu tertentu mengaikbatkan kerugian ekonomi pada tanaman
budidaya. Yang digolongkan sebagai OPT diantaranya serangga herbivore,
pathogen, gulma, hewan mamalia dan lain sebagainya. Untuk menghindari kerugian
ekonomis yang ditimbulkan serangan OPT, manusia selalu berusaha melakukan tindakan pengendalian
agar produksi tanaman optimal.
Serangga herbivore dan pathogen
tumbuhan diketahui merupakan kelompok OPT yang menyebabkan kerugian ekonomis
paling besar pada kegiatan budidaya pertanaman. Keduanya dapat menyerang
tanaman baik secara terpisah maupun bersama-sama. Pada beberapa jenis penyakit
tanaman, pathogen tanaman berhubungan erat dengan serangga baik itu serangga
herbivore maupun serangga penyerbuk. Dalam perkembangan penyakit tanaman,
serangga dapat berperan antara lain : 1) sebagai pembawa pathogen dari tanaman
yang sakit ke tanaman yang sehat melalui aktivitas berjalan, terbang, maupun
merangkak, 2) memberikan jalan masuk bagi pathogen pada tanaman dengan
meninggalkan luka pada jaringan tanaman pada saat proses makan maupun peletakan
telur, 3) Menurunkan ketahanan tanaman yang mengakibatkan tanaman mudah
diinfeksi oleh pathogen dan 4) berperan sebagai penularan dan penyebar serangga
(vector) (Agrios, 2005). Disamping itu, serangga herbivore juga berperan sebagai
tempat bertahan hidup pathogen (reservoir) selama tidak tersedia inang
(Matthews, ).
Virus Gemini
Salah satu patogen tanaman yang memiliki interaksi
erat dengan serangga vector adalah virus gemini. Virus Gemini merupakan
termasuk dalam genus Begomovirus, Family Geminiviridae (Hogenhout et al., 2008). Di Indonesia, virus
gemini pertama kali ditemukan menyerang tanaman tembakau di Bojonegoro dengan
kerugian mencapai 30 % (Poerbokoesomo dalam
Sudiono et al., 2005). Serangan virus
gemini pada tembakau diketahui menyebabkan penyakit krupuk sehingga daun tembakau
tidak dapat digunakan sebagai bungkus cerutu (Rusli et al., 1999).
Virus gemini
merupakan golongan virus yang memiliki genom berupa asam deoksiribonukleat
untai tunggal (ssDNA), berbentuk
isometric dan selalu berpasangan (Harisson, 1985; Lazarowitz, 1987 dalam Adiawati et al., 2001).
Virus
gemini dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan tanaman inangnya, jenis
vector dan struktur genom (Matthews
dalam Sudiono et al., 2005). Kelompok
I adalah virus gemini yang menginfeksi tanaman monokotil, ditularkan oleh
serangga wereng daun dan memiliki struktur genom monopartit. Kelompok II adalah
virus Gemini yang menginfeksi tanaman dikotol, ditularkan oleh wereng daun dan
struktur genomnya monopartit. Kelompok ke III adalah virus Gemini yang menginfeksi
tanaman dikotil, ditularkan oleh kutu kebul dan struktur genomnya monopartit. Di
daerah tropis dan sub tropis, penyebaran virus Gemini kelompok 3 sangat luas
karena serangga vektornya (kutu kebul) dapat berkembang dengan baik.
Penyakit kuning pada Cabai
Serangan
virus
gemini diketahui memiliki kerugian ekonomis yang cukup besar pada berbagai
komoditas tanaman. Di Meksiko,
Venezuela, Brazil, Amerika Serikat (Florida) dan di beberapa negara di Amerika
Tengah serta Karibia serangan virus gemini mengakibatkan hancurnya industri
tomat (Polston dan Anderson dalam
Sudiono et al., ). Pada tahun 2004,
luas serangan virus gemini di Indonesia mencapai 984,6 hektar dengan total kerugian mencapai Rp. 7.031.000.000 (Gunaeni et al., 2008).
Salah
satu penyakit penting yang disebabkan serangan virus dari genus Begomovirus di
Indonesia adalah penyakit kuning pada tanaman cabai dan tomat. Penyakit ini
ditimbulkan oleh serangan tomato yellow
leaf curl virus yang menyerang tanaman tomat dan pepper yellow leaf curl virus yang menyerang tanaman cabai. Gejala
serangan penyakit kuning pada tanaman cabai yaitu bercak kuning pada daun muda
di sekitar tulang daun, kemudian tulang daun berwarna kuning, daung cekung,
mengkerut dengan mosaic kuning pada daun (Gunaeni et al., 2008). Disamping itu,
variasi gejala penyakit kuning pada cabai dapat ditemui dengan daun berwana
hijau dengan jaringan berwarna kuning, daun kuning dengan tulang daun tebal,
daun hijau dengan tepi daun melengkung keatas, nekrotik kuning dan sebagainya
(Sulandari dalam Sudiono et al., 2005).
Hubungan
Serangga Vektor dalam Penyebaran Penyakit Kuning
Virus
Gemini merupakan salah satu patogen penting tanaman yang ditransmisikan oleh
serangga kutu kebul Bemisia tabaci
(Hemiptera: Aleyroridae). Pada daerah tropis dan subtropis proses penularan dan
perkembangan penyakit kuning pada tanaman dipengaruhi secara langsung oleh
kehadiran B. tabaci. Penyakit kuning
pada tanaman cabai ditularkan secara persisten (non propagative) oleh B. tabaci dengan waktu minimum akusisi
antara 15 hingga 60 menit dan dengan waktu akses inokulasi berkisar antara 15
hingga 30 menit (Cohen dan Harpaz dalam
Czosneck et al., 2001). Kemampuan
virus bertahan di tubuh B. tabaci diketahui hingga 12 hari setelah akuisisi
virus pertama kali (Czosneck et al.,
2001). B, tabaci tidak dapat menularkan segera setalah akuisisi virus gemini.
Virus membutuhkan peritode laten untuk menyebar ke seluruh tubuh serangga
sebelum ditransmisikan. Periode laten virus Gemini di dalam B. tabaci pada
umumnya berkisar antara 20-24 jam setelah akuisisi (Czosneck et al., 2001). Alur masuk virus gemini
di tubuh vector meliputi : partikel virus bersama cairan tanaman masuk ke dalam
stylet melalui saluran makanan, kemudian menuju esophagus dan filter chamber.
Segera sesudahnya, partikel virus ditransmisikan menuju hemocoel melalui usus
tengah. Selanjutnya partikel virus dari hemoceol ditransportasikan menuju
kelenjar saliva (Czosneck et al.,
2001).
Efesiensi
akuisisi dan transmisi virus gemini dipengaruhi oleh jenis kelamin dan umur
dari B. tabaci. B. tabaci betina dewasa yang berumur 1 minggu diketahui dapat
menginfeksi tanaman tomat sebesar 100 %
48 jam setelah inokulasi, sedangkan pada B. tabaci dengan umur yang sama
hanya dapat menginfeksi 20 % tanaman tomat (Czosneck et al., 2001). Semakin tua B.tabaci,
kemampuan untuk menginfeksi tanaman semakin menurun. Berdasarkan penelitian
diketahui pengaruh B. tabaci yang
berasosiasi dengan virus Gemini dalam waktu yang lama memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap lama hidup dan kepiridian dari B. tabaci (Rubinstein dan Czosnek dalam Czosneck et al., 2001).
DAFTAR
PUSTAKA
Aidawati N, Yusriadi, SH Hidayat. 2001. Kisaran inang virus gemini asal
tanaman cabai dari Guntung Payung, Kalimantan Selatan. Prosiding Kongres dan
Seminar Nasional XVI Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Bogor
Czosneck H, M Ghanim, S Morin, G
Rubinstein, V Fridman, M Zeidan. 2001. Whiteflies: Vectors, And Victims
Of Geminiviruses. Advance in Virus Research
Gunaeni
N, W Setiawati, R Murtiningsih, T Rubiati. 2008. Penyakit
virus kuning dan vektornya serta cara pengendaliannya pada tanaman sayuran.
Balai Penelitian Sayuran. Lembang
Sudiono, N
asiin, SH Hidayat, P hidayat. 2005. Penyebaran
dan Deteksi Molekuler Virus Gemini Penyebab Penyakit Kuning pada Tanaman Cabai
Di Sumatera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar